Halaman

Jumat, 30 Oktober 2020

Perihal Kematian

diambil dari Google

Aku berangkat kerja jam tujuh pagi, menikmati angin yang berhembus menghunus dadaku. Motor butut yang telah lama kumiliki, dan jarang sekali kuservis, menemaniku setiap pagi. Lagi, angin menghunus dadaku. Aku harus cepat, kalau tidak aku terlambat masuk kerja.

Jam setengah delapan aku menunggu tukang kayu di gudang kayu milik keluargaku. Menunggu karena aku ingin memberikan kunci gudangku agar bisa dibuka-tutupnya gudangku, barangkali dia ingin makan siang, dan lagi karena aku tak dapat mempersiapkan makan siangnya.

Jam delapan tepat tak kunjung dating, rasa khawatir karena terlambat mulai merasa. Perjalananku jauh dan aku harus sampai sebelum jam setengah Sembilan. Akhirnya dia meneleponku, mengabari ketakbisaannya dalam kehadiran; membuat anyaman kayu yang berbagai rupa. Aku pun memasukkan kunci itu lagi, ke dalam tasku, yang akan aku bawa ke tempatku bekerja. Ah, sungguh, menunggu membuang waktu.

Senin, 25 Mei 2020

Keuangan


Gambar dari Google.com
Kita hidup berdampingan dengan uang. Bisa jadi kita tak bisa hidup tanpa uang. Uang sudah menjadi alat tukar yang superior. Meskipun begitu, kita tidak boleh menjadi budak uang, mencari uang tanpa henti dan menghiraukan yang lain. Oleh karena itu, buatlah uang bekerja padamu. Kita harus punya target, sampai kapan kita mencari uang, dan setelah itu, biarlah uang yang mencari kita. Bukankah hal itu sangat baik (?)  untuk kesehatan kita.  
  

Lockdown


Gambar posko dusunku
Baru pertama kali merasakan yang namanya wabah pandemi, ternyata sungguh merepotkan. Penularan yang cepat, Covid-19 merupakan penyakit baru yang berbahaya, bagaimana tidak, penyebarannya sangat mudah dan mirip dengan influenza biasa. Bahkan selain perekonomian yang hancur, keamanan menjadi buntut dari wabah ini.

Karantina wilayah mandiri dusun-dusun adalah upaya yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk melakukan pencegahan menyebarkanya virus ini. Selain itu, dengan keadaan ekonomi yang morat-marit, membuat banyak warga yang resah dengan bermunculannya pencuri-pencuri latah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.